

Beberapa waktu belakangan ini, istilah Citayam Fashion Week sempat menjadi viral dan menjadi topik perbincangan hangat di sosial media. Tak hanya di Citayam dan Bojong Gede saja, fenomena Citayam Fashion Week ini bahkan sudah merambah dari Bekasi hingga ke penjuru DKI Jakarta dan menjadikan Stasiun Dukuh Atas, Terowongan Kendal, serta Jalan Jenderal Sudirman sebagai tempat nongkrong sekaligus pamer kreativitas busana mereka.

Meskipun menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, Fenomena Citayam Fashion Week ini nyatanya juga banyak didukung oleh para netizen di Indonesia.
Bahkan ada beberapa artis yang sampai ikut berpartisipasi dan bergabung dalam ajang Citayam Fashion Week.
Tidak hanya itu, bahkan para fotografer dan wartawan juga mulai berdatangan ke Citayam Fashion Week untuk sekedar memotret gaya berpakaian mereka hingga membuat berbagai artikel dan postingan di media sosial.
Bagaimana Awal Mula Citayam Fashion Week Terbentuk?
Sepertinya kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Paris Fashion Week atau New York Fashion Week, ajang pameran busana yang diikuti oleh para perancang busana terkenal dan profesional yang biasanya diperagakan oleh para model papan atas di jalanan-jalanan kota daerah Paris atau New York.
Nah, kepopuler dari kedua acara besar tersebut merupakan inspirasi utama adanya Citayam Fashion Week.
Hal ini berawal dari para remaja di daerah sekitaran Jakarta seperti Bojong Gede, Depok, dan juga Citayam yang menjadikan daerah-daerah tersebut sebagai tempat untuk mereka nongkrong.
Para remaja tersebut kemudian mulai nongkrong di kawasan dukuh atas- Sudirman dengan menggunakan berbagai pakaian yang unik dan nyentrik, yang lambat laun membuat fenomena ini menjadi viral berkat beredarnya video-video anak muda dengan pakaian mencolok tersebut di media sosial, khususnya di TikTok.
Citayam Fashion Week sebenarnya berawal dari ide para remaja tersebut untuk nongkrong dan menghabiskan waktu dengan menggunakan berbagai pakaian yang mereka sukai.
Dalam beberapa video wawancara yang telah beredar di media sosial, para remaja tersebut mengaku memang sengaja menggunakan busana-busana yang nyentrik ala street fashion di luar negeri sebagai ajang kreativitas mereka saat menghabiskan waktu di wilayah dukuh atas-Sudirman.
Fenomena unik Citayam Fashion Week ini pun dengan cepat menarik perhatian para netizen sosial media di Indonesia berkat peragaan busana amatir mereka yang menggunakan zebra cross daerah tersebut sebagai panggung Catwalk.
Dari Citayam Fashion Week ini, muncul beberapa figur baru yang menjadi viral dan diperbincangkan di sosial media. Misalnya saja Bonge, Roy Citayam, Kurma, bahkan Jeje Slebew. Anak-anak muda ini dianggap sebagai pelopor dari adanya Citayam Fashion Week ini dan membuat popularitas dari acara ini meroket berkat postingan mereka di sosial media.
Para konten kreator dan selebriti dadakan dari Citayam Fashion Week tersebut saat ini bahkan kerap kali diundang di berbagai podcast di channel Youtube para public figure ternama
Citayam Fashion Week, Bentuk Perlawanan Terhadap Kaum High Class
Citayam Fashion Week memang banyak diperbincangkan dan tidak sedikit juga mendapatkan berbagai kritikan pedas dan negatif. Namun, apa yang telah dilakukan oleh para remaja di Citayam Fashion Week tersebut sebenarnya adalah bentuk perlawanan terhadap narasi kemapanan serta standar kelayakan masyarakat yang mereka coba untuk sampaikan melalui fashion.
Kita sadari atau tidak, mereka sedang menyuarakan sebuah perlawanan terhadap kaum atas dengan mengadakan acara Citayam Fashion Week di tempat yang sudah tergolong sebagai metropolitan dan dicap sebagai tempat milik kaum high class.
Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Asep Suryana bahkan pernah membahas Citayam dalam tesisnya yang diberi judul “Suburbanisasi dan Kontestasi Ruang Sosial di Citayam, Depok” pada saat Asep menempun Program Pascasarjana Sosiologi di Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia pada tahun 2006.
Asep menilai bahwa remaja-remaja tersebut terpaksa tinggal di daerah pinggiran seperti Citayam karena orang tua mereka yang mempunyai keterbatasan ekonomi, sehingga tidak mampu untuk bisa membeli rumah di Jakarta.
Asep juga menjelaskan bahwa para remaja di Citayam Fashion Week ini seharusnya tidak diberi stigma buruk oleh masyarakat, melainkan harus difasilitasi dan di didik dengan baik untuk masa depan mereka.
Anak-anak mudah ini membutuhkan pengembangan diri dan lingkungan yang baik agar tidak menjadi generasi yang lebik buruk di masa depan.
PENCARIAN TERKAIT:
- fashion
- paris fashion week
- scoopy fashion
- fashion show
- fashion hijab
- fashion wanita
- look up fashion in tiktok
- paris fashion week 2022
- scoopy sporty fashion
- behel fashion
- fashion pria
- fashion artinya
- fashion remaja gemuk
- fashion casual wanita gemuk
- fashion story
- fashion adalah
- logo fashion
- max fashion
- fashion king
- fashion designer
- scoopy fashion blue
- b fashion
- fashion store
- scoopy fashion 2021
- pomelo fashion
- fashion hotel
- sepatu fashion
- kacamata fashion
- b fashion hotel
- barbie fashion fairytale
- fast fashion
- fashion hotel legian
- d fashion
- honda scoopy fashion
- fast fashion adalah
- trend fashion 2022
- fashion story jogja
- fashion design
- scoopy fashion 2022